Siswa Madu Literacy Club Kunjungi Museum Tsunami Tourguide Jelaskan Peristiwa Penting di Tahun 2004
Banda Aceh – Pada hari Sabtu, (22/07) Madrasah Aliyah Darul Ulum Literacy Club (MADU LC) mengadakan kunjungan ke Museum Tsunami Aceh sebagai bagian dari program edukasi literasin siswa madrasah. Kunjungan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang peristiwa bencana tsunami dahsyat yang pernah melanda Aceh pada tahun 2004.
Dalam kunjungan tersebut, siswa-siswa dari klub literasi ditemani oleh seorang pemandu wisata yang ahli dalam menjelaskan peristiwa Tsunami Aceh dengan rinci. Tur guide tersebut dengan penuh kesabaran dan perhatian menjelaskan kronologi peristiwa yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004, ketika gempa bumi dengan kekuatan 9,1 skala Richter mengguncang lepas pantai Aceh.
Dalam penjelasannya, tour guide memaparkan bahwa guncangan gempa bumi tersebut menyebabkan lapisan dasar laut terangkat secara tiba-tiba, menciptakan gelombang raksasa yang menjalar dengan kecepatan tinggi ke arah pesisir. Ketika gelombang tsunami menerjang daratan, puluhan ribu orang tewas dan kota-kota di sepanjang pesisir Aceh mengalami kerusakan parah.
Tour guide juga menjelaskan tentang upaya penyelamatan dan rehabilitasi pasca-tsunami yang dilakukan oleh pemerintah dan berbagai organisasi bantuan internasional. Mereka menyoroti semangat dan kegigihan masyarakat Aceh dalam membangun kembali daerah mereka setelah bencana yang menghancurkan itu.
Ketua Madu Lc, Melda Safna menyatakan bahwa kunjungan ke Museum Tsunami Aceh menjadi pengalaman yang sangat berkesan bagi seluruh anggota klub. “Kami sangat berterima kasih kepada pemandu wisata yang sudah dengan sabar menjelaskan peristiwa tsunami Aceh secara rinci. Semua siswa merasa terharu dan terinspirasi oleh keteguhan hati masyarakat Aceh dalam menghadapi bencana tersebut,” ucapnya.
Kunjungan ini diharapkan akan meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam serta mengapresiasi semangat juang masyarakat Aceh dalam membangun kembali daerah mereka. Diharapkan pula, pemahaman tentang peristiwa tersebut akan memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam berkontribusi bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Museum Tsunami Aceh merupakan salah satu tempat bersejarah yang penuh makna bagi masyarakat Aceh. Dengan mengunjungi museum ini, siswa Madrasah Aliyah Darul Ulum telah menambah wawasan mereka tentang sejarah dan mengambil pelajaran berharga dari peristiwa Tsunami Aceh yang kelam.
Disisi lain, masyarakat Banda Aceh, harus belajar dari kota Seumeulu. Kota itu paling dekat dengan pusat gempa, namujn kenyataannya pada saat Stunami, hanya memakan korban tujuh orang. Sebab di kota Seumeulu menanamkan cerita semong. Yaitu cerita turun teumurun, dimana, saaat laut surut hendaknya orang-orang lari kegunung. Berbanding terbalik dengan warga Banda Aceh yang menelan 120.000 korban jiwa, sebab banyak orang datang berbondong-bondong ke pantai untuk menangkap ikan. Ujar tourguide.